Translate

Senin, 29 Desember 2014

tidak semua keris motif naga itu Nogo Sosro

Keris Nogo sosro adalah dapur keris luk 13 yang bertatahkan naga pada bagian gandhik dan Di serasah emas sampai ujung ekornya. Dan hiasan kepala naga bermahkota serta ada intan yang di tempat kan pada mulut naga tersebut.
Pusaka tersebut pertama di ciptakan oleh Kanjeng Empu Pangeran Sedayu (Empu Supo Mandrangi) atas titah Prabu Browidjoyo.
Dikala Mojopahit dalam keadaan genting mencekam karena banyaknya pemberontakan dan bencana.... maka Sang Prabu menitahkan kepada Empu Pangeran Sedayu agar membabar pusaka yang bermotifkan naga dengan 1000 sisik... yang mengandung arti pusaka tersebut agar sebagai kekuatan untuk menolak membentengi negara dari 1000 bencana dan masalah kerajaan.
Dengan keterampilan Sang Empu maka tercipta lah Sebilah keris pusaka yang akhirnya dinamakan Nogo sosro..... adapun intan yang ditanamkan pada mulut naga itu dimaksudkan untuk meredam keganasan dari tuah keris tersebut. dan oleh sebagian orang menyebutnya dengan sebutan keris Nogo sosro ngemut inten.

Jadi keris Nogo sosro adalah keris bermotifkan naga dengan 1000 sisik. Namun dlm perkembangan keris tersebut ada yang luk 13,9,11,7. Maka menyebutkan keris dengan luk nya.... seperti keris Nogo sosro luk 13 dan lainnya.... tetapi tetep dengan sisik 1000.

Di zaman Kanjeng Sultan Agung Mataram... perkembangan budaya perkerisan mencapai puncaknya.... dan banyak tercipta dapur-dapur keris yang ditatah lung kamarogan.... Diantaranya adalah keris berdapur Nogo sosro itu sendiri.... maka lalu disebut dengan keris Nogo sosro kinatah kamarogan.

Dalam masa akhir2 ini banyak orang yang mungkin tertipu dengan masalah keris Nogo sosro..... karena banyaknya pendapat tentang keris Nogo sosro yang bgt banyak model dan bentuk yang beraneka ragam...... perlu saya uraikan tentang pakemnya bilah keris Nogo sosro.... Keris bermotif naga itu sangat lah banyak... dan untuk mengetahui mana keris Nogo sosro itu sangat lah mudah... yaitu menyesuaikan bentuk bilahan-bilahan dgn nama yang ada.... kata Nogo sosro itu di ambil dr motif keris naga bersisik 1000 .... jd jelas untuk mengetahui mana yang asli dan yang bukan tinggal menghitung jumlah gambaran sisik yang ada dlm bilah keris yang bermotifkan naga tsb.
Keris berdapur Nogo sosro memang sangatlah masyhur dikalangan masyarakat karena diyakini siapapun yang mempunyai keris tersebut bisa naik Drajad nya dlm kehidupan serta aman posisi di dalam kedudukan..... maka banyak yang mencari keris tersebut.... situasi yang demikian akhirnya digunakan oleh sebagian orang untuk memanfaatkan situasi dan berbisnis.. dari hal tersebut lantas menimbulkan opini tentang berbagai macam bentuk keris bermotifkan naga yang diyakini sebagai keris Nogo sosro.

Keris yang bermotifkan naga dgn luk 13 pun tidak hanya Nogo sosro.... ada keris lain dengan motif naga namun bukan Nogo sosro.... Diantaranya
Keris Nogo kikik.... Keris motif naga luk 13 di serasah emas sampai ekor.... kepala naga tdk dengan mahkota.. namun hanya memakai tropong dan tanpa intan di mulutnya.
Keris Nogo Rojo.... Keris serupa bertatahkan emas kepala naga bermahkota tanpa ada intan Di mulutnya.
Keris Nogo Siluman.... Keris luk 13.... namun gambar Naga bermahkota hanya pada bagian kepala dan ekornya saja... dan bagian tubuh tidak ada.
Keris Nogo Welang.... Luk 13 dan kepala naga dgn hiasan mahkota narpati (bukan mahkota raja) dan gambaran tubuh selang seling antara emas dan pamor... dan jk diamati nampak seperti ular welang.
Keris Nogo Bangkotan... Keris luk 13 kepala naga bermahkota Di serasah sampai ekor... namun gambaran naga hanya sampai sepertiga badan keris.
Keris Nogo Runting.... Keris bermotifkan naga Di serasah emas sampai ekor... bermahkota narpati dan mulut runcing
Keris Nogo Sampo.... Keris motif naga luk 13 Di serasah sampai ekor... namun bentuk gambar naga seperti naga dalam mitos cina.
Keris Nogo Puspo.... Luk 13 Di serasah sampai ekor.. kepala naga bermahkota dan bentuk ekor seperti bunga yang mekar.
Keris Nogo Penganten... Luk 13 dengan motif dua ekor naga yang saling melilit serta kepala naga di bagian depan dan belakang bagian sor-soran keris... dan Di serasah.
Keris Nogo Pandhito.... Keris dengan motif naga yang serupa dengan Nogo sosro... namun di bawah kepala naga ada tatahan orang bertapa.

Itulah sedikit gambaran mengenai keris yang bermotifkan naga... dan masih banyak lagi keris bermotifkan naga dgn bentuk dan ciri2 yang berbeda serta ada yang lurus dan luk.

Semoga ada manfaatnya sebagai bentuk pembelajaran mengenai pusaka peninggalan para sesepuh tanah jawa.

Adhiluhung kabudayan iku gumantung marang sopo kang ngrepto lan sopo kang angleluri.

Sabtu, 27 Desember 2014

Pagar Nusa

Pagar Nusa adalah nama lembaga silat di kalangan NU yang di dirikan oleh para Kyai pendekar untuk melestarikan ilmu persilatan yang ada sejak masa zaman dahulu di nusantara.
Nama tsb di nisbatkan agar warga Nahdziyyin bisa menjadi benteng kesatuan NKRI.
Pendiri Pagar Nusa diantaranya adalah Simbah Kyai Makhrus 'Ali dr cirebon yang bermukim di Lirboyo Kediri atas ijin dan restu dr Assyaikhul Akbar Hasyim Asy'ari (Sunan Tebu Ireng) untuk memberikan pengetahuan tentang sejarah persilatan dan melestarikan ilmu silat yang secara turun temurun dr Walisongo.
Ilmu silat yang ada pada para Kyai kebanyakan secara turun temurun dr zaman Walisongo sampai pd zaman Mataram dan akhirnya sebagai sarana perjuangan melawan penjajah.
Salah satu diantara nya yang dikenal dengan Asma Songo... sebuah aurod yang yg di ijazah kan oleh para Wali pada para santri dan prajurit demak zaman itu... dan secara turun temurun sampai masa perjuangan melawan penjajah.
Dan setelah kemerdekaan ilmu silat tsb disatukan dlm sebuah lembaga organisasi untuk mengisi kemerdekaan serta sebagai tonggak bagi sejarah perjuangan para Kyai dlm melawan penjajah.
Dr hal tsb jelaslah bahwa para Kyai dlm masa penjajahan senantiasa bersatupadu untuk melawan penjajah.
Dan dimasa kemerdekaan ilmu persilatan hny untuk menjaga diri serta berorientasi pada lembaga negara dlm bidang seni olahraga.
Dan karena itulah almarhum KH Ma'syum Jauhari tdk pernah memberikan ilmu silat dan tenaga dalam tingkat tinggi pada Pagar Nusa. Krn di khawatir kan disalah gunakan oleh orang yang tdk bertanggung jawab.
Ilmu silat sebenarnya adalah ilmu hikmah yang didalamnya terdapat gerakan-gerakan yang mempunyai tenaga penghancur krn di dasari tenaga dalam.... sumber dr kekuatan itu adalah ALLOH lewat wirid dan pelatihan pernafasan yang sempurna.
Di masa lalu ilmu silat tingkat tinggi biasa jadi rebutan dan adu tanding dunia persilatan... dr hal tsb setiap pendekar selalu meningkatkan mutu dr ilmu silat dan tenaga dalam... sehingga banyak tercipta ilmu dan jurus silat yang beraneka ragam. serta di kuatkan lagi dgn ajian yang sangatlah dahsyat.
Di antara ilmu2 tsb pada zaman Walisongo... tersebut lah.. Jurus Taqwa.. sangkal putung.. kalajenget... condrobirowo... singoludoyo... sosrobirowo... tapak jati.. tapak geni... lebur saketi... guntur geni... brojomusti... dan sebagainya...
Ilmu dan ajian tsb masih ada sampai sekarang... dan hny orang2 tertentu yang menguasai ilmu silat yang dahsyat tsb.
Ilmu tsb untuk sekarang ini tdk mungkin di ajarkan secara umum.. karena sifatnya yang kuat dan bisa menjadi penghancur.
Gus Ma'syum maupun yang lain tdk sembarangan memberikan ilmu2 tsb pada setiap org dan santri. Para sepuh selalu memikirkan anfak dan madhorotnya...
Pagar Nusa adalah perkumpulan silat NU yang pny slogan Ngalah Ngalih Ngamuk.. dan pny makna yang cukup tinggi untuk ksatria.
Ngalah (tawadhuk.ngalah dateng pepesthen ALLOH lan setia terhadap aturan persilatan. Serta menjaga kesatuan bangsa)
Ngalih (berusaha memperbaiki diri dan berusaha pindah dr kemadhorotan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi sesama)
Ngamuk (jk ada yang berani mengoyak NKRI dan martabat bangsa dan negara... orang pagar Nusa harus siap di medan laga)
Para Kyai sepuh mengajarkan agar warga Nahdziyyin pny jiwa pemberani berjiwa ksatria... selalu patuh pada pimpinan dan guru... serta ikut menjaga keutuhan bangsa dan negara.
Teguh memegang prinsip dan menolak segala hal yang bisa mengoyak meruntuhkan kesatuan NKRI.
Urip kudu duwe roso lan rumongso.
Ajaran kalimah tsb mempunyai arti. Dalam menjalankan kehidupan hendak nya mempunyai perasaan memiliki dan mengakui perjuangan masa lalu dan menjaga amanah serta keutuhan bangsa dan negara.
Jk kita merasa bodoh hendak nya kira belajar
Jk kita merasa pintar hendak nya memberikan pengetahuan pd org lain
Jk kita merasa kaya hendak nya menggunakan kekayaan itu untuk menolong yang lemah dan miskin
Jk kita merasa punya sesepuh hendak nya selalu mendoakan dan mencontoh perjuangan nya
Jk kita merasa punya negri ini hendaknya selalu menjaga martabat dan keutuhan NKRI
Jk kita merasa punya agama hendak nya selalu berpegang pada ajaran agama
Jk kita merasa punya iman hendak nya berfikir dan melihat dgn keimanan tsb
Jk kita merasa umat Nabi Muhammad hendak nya selalu mencintai dan menjalankan ajaran Nabi
Jk kita merasa punya ALLOH hendak nya kita menyembah dan berserah diri... krn semua yang ada hanya atas kehendakNya
Jk kita merasa punya orang tua hendaknya selalu berbakti
Jk kita merasa punya guru hendaknya selalu patuh dan berbakti menurut kemungkinan
Jk kita merasa punya saudara hendaknya selalu berbelaskasih
Jk kita merasa punya sahabat hendaknya selalu berinteraksi
Jk kita merasa punya keluarga hendaknya selalu bertanggung jawab
Jk kita merasa punya teman hendaknya selalu berbagi
Jk kita merasa punya harga diri hendaknya hormati org lain
Jk kita merasa kurang hendaknya selalu berdoa dan berusaha

Itulah ajaran para Kyai sepuh yang q tanamkan dlm slogan pagar nusa

Ngalah Ngalih Ngamuk urip kudu duwe roso rumongso
Kanggo ngadepi urip ing dunyo dalah akhiratnyo

Surodiro Djayaningrat lebur ing pangastuti

Yen wedi ojo wani-wani.. Yen wani ojo wedi-wedi


teladan bagi orang jawa

 Salah satu tembang Sinom yang penuh dgn arti ajaran kehidupan 

Nulada laku utama, tumrape wong tanah Jawi, wong agung ing Ngeksiganda, Panembahan Senapati, kepati amarsudi, sudane hawa lan nepsu, pinesu tapa brata, tanapi ing siyang ratri, amamangun karyenak tyasing sesami.
Teladanilah perilaku utama, bagi orang-orang di Tanah Jawa, sosok agung di Mataram, yaitu Panembahan Senapati. Yang sungguh tekun, dalam mengendalikan hawa nafsu, melalui laku prihatin, dan siang malam selalu berusaha membuat orang lain merasa bahagia. 
Samangsane pasamuwan, mamangun marta martini, sinambi ing saben mangsa, kala kalaning asepi, lelana teki-teki, nggayuh geyonganing kayun, kayungyung eninging tyas, sanityasa prihatin, pungguh panggah cegah dahar lawan nendra. 
Dalam setiap pertemuan, menciptakan kebahagiaan lahir bathin, melalui sikap sabar dan tenang. Sementara pada setiap kesempatan ketika tiada kesibukan, pergi mengembara bertapa, mencapai cita-cita hati, ia terpesona oleh suasana syahdu. Ia senantiasa prihatin, mencegah dari berlebihan makan dan tidur.
Saben nendra saking wisma, lelana laladan sepi, ngisep sepuhing supana, mrih pana pranaweng kapti, tis tising tyasing marsudi, mardawaning budya tulus, mesu reh kasudarman, neng tepining jala nidhi, sruning brata kataman wahyu dyatmika. 
Setiap pergi meninggalkan istana, berkelana ke tempat sunyi, mereguk berbagai ilmu yang mulia, agar tercapai yang dituju, maksud hati mewujudkannya. Yang utama darinya adalah kelembutan hati, ia memeras kemampuannya dalam menghayati cinta kasih. Di tepi samudera, karena kerasnya usaha dalam menjalankan laku prihatin, ia mendapatkan anugerah Ilahi (pencerahan). 
Wikan wengkoning samudera, kederan den wus ideri, kinemat kamot hing driya, rinegan sagegem dadi, dumadyo angratoni, nenggyuh Kanjeng Ratu Kidul, ndedel nggayuh nggegana, umara marak maripih, sor prabawa lan wong agung Ngeksigondo.
Mengetahui kekuatan samudera, sudah ia lampaui, seluruhnya sudah dihayati meresap ke dalam sanubari. Ibarat digenggam dalam satu genggaman. Terkuasai. Maka tersebutlah Kanjeng Ratu Kidul, melejit ke angkasa, datang menghadap dengan hormat, karena ia kalah wibawa dari Panembahan Senopati. 
Dahat denira aminta, sinipeket pangkat kanthi, jroning alam palimunan, ing pasaban saben sepi, sumanggem anyanggemi, ing karso kang wus tinamtu, pamrihe mung aminta, supangate teki-teki, nora ketan teken janggut suku jaja. 
 Maka ia memohon dengan sangat, agar bisa dekat dan menjadi pengikut setia, di dalam alam ghaib. Itu semua karena Panembahan Senapati, saat berkelana, siap berserah diri, kepada kehendak yang sudah ditetapkan, pamrihnya cuma meminta restu dalam laku prihatin itu, ia tidak perduli walau harus bersusah payah. 
Prajanjine abipraya, saturun turning wuri, mengkono trahing ngawirya, yen amasah mesu budi, dumadya glis dumugi, iya ing sakarsani pun, Wong Agung Ngeksigondo, nugrahane prapteng mangkin, trah tumerah dharahe padha wibawa. 
Ia punya janji luhur demi kemuliaan anak cucu kelak di kemudian hari. Begitulah sosok yang agung dan luhur budinya. Bila ia mempertajam hati, akhirnya kesampaian apa yang dihasratkan oleh sosok agung dari Mataram itu. Anugerah itu terus bertahan hingga sekarang, anak keturunannya berwibawa. 
Ambawani tanah Jawa, kang padha jumeneng aji, satriya dibya sumbaga, tan iyan trahing Senapati, pan iku pantes ugi, tinelad labetani pun, ing sakuwarsanira, enake lan zaman mangkin, sayektine tan bisa ngepleki kuna.
Yang memimpin tanah Jawa, sebagai para raja, satria yang berilmu tinggi, tidak lain adalah keturunan Panembahan Senopati. Karena itu pantaslah keagungan Panembahan Senopati itu diteladani pada saat ini, walaupun harus menyesuaikan dengan tuntutan zaman, karena memang kita tidak bisa mengulang sesuatu persis seperti di masa lalu.

Semoga ada manfaatnya 

Kamis, 25 Desember 2014

sejarah gadingrejo

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالاَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ أَبِى حَازِمٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ زَارَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ « اسْتَأْذَنْتُ رَبِّى فِى أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِى وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِى أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِى فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ »

Dari Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb, mereka berdua berkata: Muhammad Bin ‘Ubaid menuturkan kepada kami: Dari Yaziid bin Kasyaan, ia berkata: Dari Abu Haazim, ia berkata: Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berziarah kepada makam ibunya, lalu beliau menangis, kemudian menangis pula lah orang-orang di sekitar beliau. Beliau lalu bersabda: “Aku meminta izin kepada Rabb-ku untuk memintakan ampunan bagi ibuku, namun aku tidak diizinkan melakukannya. Maka aku pun meminta izin untuk menziarahi kuburnya, aku pun diizinkan. Berziarah-kuburlah, karena ia dapat mengingatkan engkau akan kematian”
(HR. Muslim no.108, 2/671)

Keutamaan Ziarah kubur :

Haram hukumnya memintakan ampunan bagi orang yang mati dalam keadaan kafir (Nailul Authar [219], Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi [3/402]). Sebagaimana juga firman Allah Ta’ala:

 مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى

“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya)” (QS. At Taubah: 113)

Berziarah kubur ke makam orang kafir hukumnya boleh (Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, 3/402). Berziarah kubur ke makam orang kafir ini sekedar untuk perenungan diri, mengingat mati dan mengingat akhirat. Bukan untuk mendoakan atau memintakan ampunan bagi shahibul qubur. (Ahkam Al Janaaiz Lil Albani, 187)

Jika berziarah kepada orang kafir yang sudah mati hukumnya boleh, maka berkunjung menemui orang kafir (yang masih hidup) hukumnya juga boleh (Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, 3/402).

Hadits ini adalah dalil tegas bahwa ibunda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mati dalam keadaan kafir dan kekal di neraka (Syarh Musnad Abi Hanifah, 334)
Tujuan berziarah kubur adalah untuk menasehati diri dan mengingatkan diri sendiri akan kematian (Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, 3/402)

An Nawawi, Al ‘Abdari, Al Haazimi berkata: “Para ulama bersepakat bahwa ziarah kubur itu boleh bagi laki-laki” (Fathul Baari, 4/325). Bahkan Ibnu Hazm berpendapat wajib hukumnya minimal sekali seumur hidup. Sedangkan bagi wanita diperselisihkan hukumnya. Jumhur ulama berpendapat hukumnya boleh selama terhindar dari fitnah, sebagian ulama menyatakan hukumnya haram mengingat hadits ,
لَعَنَ اللَّه زَوَّارَات الْقُبُور

“Allah melaknat wanita yang sering berziarah kubur” (HR. At Tirmidzi no.1056, komentar At Tirmidzi: “Hadits ini hasan shahih”)

Dan sebagian ulama berpendapat hukumnya makruh (Fathul Baari, 4/325). Yang rajih insya Allah, hukumnya boleh bagi laki-laki maupun wanita karena tujuan berziarah kubur adalah untuk mengingat kematian dan mengingat akhirat, sedangkan ini dibutuhkan oleh laki-laki maupun perempuan (Ahkam Al Janaaiz Lil Albani, 180).

Ziarah kubur mengingatkan kita akan akhirat. Sebagaimana riwayat lain dari hadits ini:
زوروا القبور ؛ فإنها تذكركم الآخرة

“Berziarah-kuburlah, karena ia dapat mengingatkanmu akan akhirat” (HR. Ibnu Maajah no.1569)

Ziarah kubur dapat melembutkan hati. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lain:

كنت نهيتكم عن زيارة القبور ألا فزوروها فإنها ترق القلب ، وتدمع العين ، وتذكر الآخرة ، ولا تقولوا هجرا

“Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr), ketika berziarah” (HR. Al Haakim no.1393, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’, 7584)

Ziarah kubur dapat membuat hati tidak terpaut kepada dunia dan zuhud terhadap gemerlap dunia. Dalam riwayat lain hadits ini disebutkan:

كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروا القبور فإنها تزهد في الدنيا وتذكر الآخرة

“Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat membuat kalian zuhud terhadap dunia dan mengingatkan kalian akan akhirat” (HR. Al Haakim no.1387, didhaifkan Al Albani dalam Dha’if Al Jaami’, 4279)
Al Munawi berkata: “Tidak ada obat yang paling bermanfaat bagi hati yang kelam selain berziarah kubur. Dengan berziarah kubur, lalu mengingat kematian, akan menghalangi seseorang dari maksiat, melembutkan hatinya yang kelam, mengusir kesenangan terhadap dunia, membuat musibah yang kita alami terasa ringan. Ziarah kubur itu sangat dahsyat pengaruhnya untuk mencegah hitamnya hati dan mengubur sebab-sebab datangnya dosa. Tidak ada amalan yang sedahsyat ini pengaruhnya” (Faidhul Qaadir, 88/4)
Disyariatkannya ziarah kubur ini dapat mendatangkan manfaat bagi yang berziarah maupun bagi shahibul quburyang diziarahi (Ahkam Al Janaiz Lil Albani, 188). Bagi yang berziarah sudah kami sebutkan di atas. Adapun bagi shahibul qubur yang diziarahi (jika muslim), manfaatnya berupa disebutkan salam untuknya, serta doa dan permohonan ampunan baginya dari peziarah. Sebagaimana hadits:
كيف أقول لهم يا رسول الله؟ قال: قولي: السلام على أهل الديار من المؤمنين والمسلمين، ويرحم الله المستقدمين منا والمستأخرين وإنا إن شاء الله بكم للاحقون
“Aisyah bertanya: Apa yang harus aku ucapkan bagi mereka (shahibul qubur) wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Ucapkanlah: Assalamu ‘alaa ahlid diyaar, minal mu’miniina wal muslimiin, wa yarhamullahul mustaqdimiina wal musta’khiriina, wa inna insyaa Allaahu bikum lalaahiquun (Salam untuk kalian wahai kaum muslimin dan mu’minin penghuni kubur. Semoga Allah merahmati orang-orang yang telah mendahului (mati), dan juga orang-orang yang diakhirkan (belum mati). Sungguh, Insya Allah kami pun akan menyusul kalian” (HR. Muslim no.974)
Ziarah kubur yang syar’i dan sesuai sunnah adalah ziarah kubur yang diniatkan sebagaimana hadits di atas, yaitu menasehati diri dan mengingatkan diri sendiri akan kematian. Adapun yang banyak dilakukan orang, berziarah-kubur dalam rangka mencari barokah, berdoa kepada shahibul qubur adalah ziarah kubur yang tidak dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Selain itu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga melarang qaulul hujr ketika berziarah kubur sebagaimana hadits yang sudah disebutkan. Dalam riwayat lain disebutkan:
ولا تقولوا ما يسخط الرب
“Dan janganlah mengatakan perkataan yang membuat Allah murka” (HR. Ahmad 3/38,63,66, Al Haakim, 374-375)
Termasuk dalam perbuatan ini yaitu berdoa dan memohon kepada shahibul qubur, ber-istighatsah kepadanya, memujinya sebagai orang yang pasti suci, memastikan bahwa ia mendapat rahmat, memastikan bahwa ia masuk surga, (Ahkam Al Janaiz Lil Albani, 178-179)
Tidak benar persangkaan sebagian orang bahwa ahlussunnah atau salafiyyin melarang ummat untuk berziarah kubur. Bahkan ahlussunnah mengakui disyariatkannya ziarah kubur berdasarkan banyak dalil-dalil shahih dan menetapkan keutamaannya. Yang terlarang adalah ziarah kubur yang tidak sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam y‎ang menjerumuskan kepada perkara bid’ah dan terkadang mencapai tingkat syirik.                                                                                                                                                                                       ‎
Sejarah

Gadingrejo adalah nama sebuah desa di kec kepil kab wonosobo.
Sebuah desa Di wilayah perbatasan dan termasuk gugusan pegunungan menoreh serta gunung sumbing.
Alam yang sejuk dgn keadaan jalan yang blm bgt diperhatikan oleh pemerintah sehingga jalan2 desa masih sulit dan rusak.
Namun dibalik semua itu ternyata desa tsb menyimpan legenda masa lalu dlm perjuangan walisongo sampai zaman kemerdekaan.
Sebagai bukti hal tsb ditemukan nya berbagai riwayat dan lokasi pertemuan Walisongo dan juga makam para pendahulu yang dr berbagai zaman.
Nama Gadingrejo diambil dr dua kata gading dan rejo. Gading (kekuatan atau pusaka) rejo (sejahtera) yang mempunyai arti kekuatan yang bisa mengsejahterakan.
Serta di nisbatkan pada salahsatu sesepuh yang bernama Kyai Gading Suro Negoro.
Desa tsb terdiri dr berbagai kampung dan pedusunan kecil yang pny sejarah masing2.
Diantara nya sebuah kampung yang bernama kebondalem.. yang riwayat nya dahulu tmpt pertemuan Walisongo dan di tempat tsb tadinya akan didirikan istana (kraton) namun para Wali membatalkan dikarenakan pada masa itu sebuah kerajaan harus di dekat pelabuhan.
Maka dr itu tmpt tsb dinamakan kebondalem (kebone sangsono dalem /tempat milik para wali)
Dan di era Mataram tmpt tsb menjadi tempat pelarian krabat kraton dr ancaman Belanda yang di pimpin oleh Kyai Ageng Djamsari. Kawasan tsb menjadi pusat pengkajian dan pembelajaran berbagai disiplin ilmu dan strategi peperangan.
Hal tsb terus berjalan sampai pd masa perang Diponegoro dan byk tokoh yang berasal dr Gading rejo yang ikut menjadi laskar Diponegoro serta meneruskan perjuangan di berbagai tempat.
Di kampung lain tersebut lah Kyai Ageng Tanggul Angin murid Sunan Kalijogo... beliau bersama Adik seperguruan yang bernama Kyai Ageng Batursari... mengemban tugas dr sang guru untuk menjaga kawasan desa dr sebelah utara.
Di kampung Sarwodadi Kyai Ageng Trajumas ditugaskan untuk berdakwah dan membimbing masyarakat serta para pemuda untuk dijadikan laskar dan prajurit kerajaan.. Kyai Ageng Trajumas berjuang dgn Syeh Sekar Delima di wilayah timur dr desa tsb.
Di wilayah selatan Kyai Ageng Gading Suro Negoro yang menjadi tetua dimasa itu... bersama dgn Kyai Ageng Gondosari bertugas hal yang serupa.
Byk tempat2 yang pada masa lalu di jadikan bertapa oleh para tokoh.. seperti halnya
Sendang brontok yang dijadikan tempat bertapa oleh Pangeran Mangkubumi
Sendang galar oleh Sultan Agung
Sendang Tejo oleh Pangeran Diponegoro
Wadhas mlethek oleh Sunan Baribin
Dan masih byk lg tempat yang riwayat nya sebagai tmpt bertapa.
Dan dlm sebuah kisah Gadingrejo sebagai jantungnya wilayah Dulangmas (kedu Magelang dan Banyumas) makna dr hal tsb hny para sesepuh desa yang tau tntg kebenaran riwayat tsb.
Yang pasti riwayat sesepuh sebuah perkampungan dan desa menjadi sebuah mitos di kalangan warga karena keterbatasan masyarakat dlm mencerna dan kurang nya pemahaman tntg sebuah riwayat.

Di masa era perang Diponegoro wilayah Gadingrejo sebagai salah satu basis pertahanan laskar Diponegoro
Dan banyak tokoh persilatan santri dan Kyai yang bergabung menjadi barisan laskar keprajuritan di bawah komando Sayid Muhammad Ngampah salah satu santri Gadingrejo waktu itu dan bergabung di barisan Kanjeng Pangeran Diponegoro.
Tokoh lain yang bergabung dr Gadingrejo diantaranya... Kyai Macan putih, Kyai Rogo Noto. Kyai wirodjoyo. Kyai wiroseco. Kyai Singodipo. Kyai Anom. Sayid Achmad. Gonteng. Boleng. Kyai Tholabuddin. Kyai Djogo Negoro. Kyai topo dll
Setelah perang berakhir dgn ditangkap nya Pangeran Diponegoro para laskar tsb terus melakukan perlawanan dgn berpindah tempat... dan ada yang di angkat menjadi adipati di berbagai Kadipaten.
Serta banyak yang akhirnya berpindah membabat hutan mendirikan perkampungan di berbagai wilayah.
Gadingrejo adalah tempat persinggahan para tokoh di masa lalu sejak zaman Galuh sampai kalingga hingga Mataram islam.
Tempat yang penuh dgn historis perjuangan dan keagamaan.
Semoga berkah ALLOH senantiasa dilimpahkan kepada seluruh trah keturunan Gadingrejo dimanapun.
Dan semoga para generasi penerus mengetahui tentang sejarah yang tersembunyi di wilayah masing2
Hanya dgn doa kira panjatkan puja dan puji pada Illahy agar para tokoh masa lalu dilimpahkan nikmat di alam barzakh dan yang menjadi keturunan beliau2 di anugerah i ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat serta berkah.


perjalanan masa lalu

Pangeran Samudro adalah putra angkat Raja Majapahit terakhir ibunya bernama Dewi Ontrowulan putra Raden Damar Wulan.. dengan begitu Pangeran Samudro adalah sepupu dr Raja Majapahit terakhir.
Ketika Kerajaan Majapahit runtuh, Pangeran Samudro tidak ikut melarikan diri seperti saudara-saudaranya yang lain. Bahkan beliau bersama ibunya ikut diboyong ke Demak Bintoro oleh Sultan Demak. Pada waktu itu beliau telah berusia 18 tahun.

Selama berada di Demak, Pangeran Samudro mendapat bimbingan ilmu agama dari Sunan Kalijaga. Ketika dirasa cukup dan usianya telah semakin dewasa maka atas petunjuk dari Sultan Demak melalui Sunan Kalijaga, Pangeran Samudro diperintahkan untuk berguru tentang agama Islam kepada Kyai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu sekaligus mengemban misi suci untuk menyatukan saudara-saudaranya yang telah tercerai berai. Pangeran Samudro mentaati nasehat tersebut dan pergi berguru pada Kyai Ageng Gugur dengan didampingi oleh dua abdinya yang setia.
Selama berguru kepada Kyai Ageng Gugur, Pangeran diberi ilmu tentang intisari ajaran Islam secara mendalam. Selama itu pula, Pangeran tidak mengetahui bahwa Kyai Ageng Gugur sebenarnya adalah kerabat nya sendiri. Ketika dirasa Pangeran Samudro telah menguasai ilmu yang diajarkan, Kyai Ageng Gugur baru menceritakan siapa beliau sesungguhnya. Betapa terkejutnya Pangeran Samudro mendengar cerita tersebut, karena beliau teringat akan amanat Sultan Demak untuk menyatukan saudara-saudaranya. Akhirnya, Pangeran Samudro menceritakan tentang amanat tersebut. Ternyata Kyai Ageng Gugur bisa menerima dan bersedia dipersatukan kembali dan ikut membangun Kerajaan Demak.
Setelah selesai berguru dan tercapai maksud tujuannya, Pangeran Samudro dan dua abdinya kembali ke Demak. Mereka berjalan ke arah barat dan sampailah mereka di Desa Gondang Jenalas (sekarang wilayah Gemolong) kemudian mereka beristirahat untuk melepaskan lelah. Di dukuh tersebut mereka bertemu dengan orang yang berasal dari Demak (Wulucumbu Demak) yang bernama Kyai Kamaliman. Di dukuh ini, Pangeran Samudro berniat bermukim sementara untuk menyebarkan agama Islam.
Setelah dirasa cukup, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke arah barat dan sampai di suatu tempat di padang “oro-oro” Kabar. Sampai sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Dusun Kabar, Desa Bogorame (gemolong). Di tempat ini Pangeran Samudro terserang sakit panas. Walaupun demikian, perjalanan tetap dilanjutkan sampai ke Dukuh Doyong (wilayah Kecamatan Miri). Karena sakit yang diderita semakin parah, Pangeran memutuskan untuk beristirahat di dukuh tersebut.
Ketika sakitnya semakin parah dan dirasa akan sampai pada ajalnya/hampir meninggal, Pangeran Samudro memerintahkan salah seorang abdinya untuk mengabarkan kondisinya kepada Sultan di Demak. Seusai mendengar amanat Sultan, abdi tersebut diperintahkan untuk segera kembali. Dan ketika abdi tersebut kembali ke tempat di mana Pangeran beristirahat, Pangeran Samudro telah meninggal. Selanjutnya sesuai dengan petunjuk Sultan, jasad Pangeran Samudro dimakamkan di perbukitan di sebelah barat dukuh tersebut.
Sebelum pemakaman, diadakan musyawarah di antara orang-orang yang memiliki lahan di sekitar wilayah itu. Mereka bersepakat bahwa lokasi bekas perawatan/peristirahatan Pangeran Samudro akan didirikan desa baru dan diberi nama “Dukuh Samudro” yang sampai kini terkenal dengan nama “Dukuh Mudro”.
Sejarah Penamaan Gunung Kemukus
Pangeran Samudro dan pengikutnya sebenarnya sangat diharapkan untuk kembali ke Kasultanan Demak oleh Sultan Demak, namun ajal terlebih dahulu menjemput Pangeran Samudro. Sultan Demak mengatakan, “Menurut hematku bahwa sakitnya Si Samudro itu sudah tidak bisa diharapkan untuk membaik dan jauh kemungkinan untuk sampai ke Demak. Kiranya jika memang sudah menjadi suratan Yang Maha Kuasa bahwasanya sampai di situ saja riwayatnya, maka saya memberi petunjuk jika Si Samudro sudah sampai ajalnya, maka kebumikanlah jasadnya pada suatu tempat di bukit arah barat laut dari tempat Pangeran Samudro meninggal. Sebab boleh jadi kelak di sekitar tempat itu akan menjadi ramai sehingga dijadikan tauladan orang-orang di sana”.
Pada awalnya keadaan di lokasi Makam Pangeran Samudro sangatlah sepi dan jarang dijamah orang karena letaknya di tengah hutan belantara, serta banyak dihuni oleh binatang-binatang buas. Namun, sedikit demi sedikit keadaan berubah setelah daerah tersebut dihuni oleh para penduduk.
Selanjutnya diterangkan bahwa di atas bukit tempat Pangeran Samudro dimakamkan, apabila menjelang musim hujan ataupun kemarau tampaklah kabut-kabut hitam seperti asap (kukus). Karena hal itulah, penduduk setempat menyebut bukit itu “Gunung Kemukus” sampai dengan saat ini. Demikianlah asal-usul Gunung Kemukus.
Sejarah Sendang Ontrowulan
Setelah menerima kabar dari Abdi Dalem Pangeran Samudro, Sultan Demak kemudian menyampaikan berita meninggalnya Pangeran Samudro tersebut kepada ibu Pangeran Samudro, R.Ay. Ontrowulan. Terkejutlah beliau mendengar berita tersebut dan memutuskan untuk menyusul ke tempat Pangeran Samudro dimakamkan. Kepergian ibunda Pangeran Samudro ke makam putranya diantar oleh abdi Pangeran Samudro yang setia. Ibunda Pangeran Samudro berniat untuk bermukim di dekat Makam Pangeran
Samudro dan merawat makam putranya tersebut.
Setelah sampai di pemakaman, ibunda Pangeran Samudro langsung merebahkan badannya sambil merangkul pusara putra satu-satunya yang amat dicintainya. Sampai pada suatu ketika ia merasa bertemu kembali dengan putranya serta dapat bertatap muka dan berdialog secara gaib :
“Oh Ananda begitu sampai hati meninggalkan aku dan siapa lagi yang kutunjuk sebagai gantimu, hanya engkau satu-satunya putraku dan aku tidak dapat berpisah denganmu”.
Jawab Pangeran Samudro :

“Oh Ibunda, Bunda tentu tidak dapat berkumpul dengan Ananda sebab ibunda masih berbadan jasmani dan selama belum melepas raga, untuk itu harus bersuci terlebih dahulu di sebuah “sendang” yang letaknya tidak jauh dari tempat ini”.

Setelah terbangun dan tersadar dari pertemuan dengan putranya, beliau pun bangkit dan pergi ke sendang yang dikatakan putranya untuk bersuci. Setelah itu, rambutnya yang sudah terurai dikibas-kibaskan dan jatuhlah bunga-bunga penghias rambutnya. Konon bunga-bunga tersebut tumbuh mekar menjadi pepohonan “Nagasari” yang dapat dijumpai di sekitar lokasi hingga kini.
Oleh karena tebalnya rasa kepercayaan ibunda Pangeran Samudro yang melampaui batas keprihatinan, beliau akhirnya dapat mencapai muksa secara gaib sampai badan jasmaninya. Hal ini dikarenakan tak seorang pun tahu kemana perginya R.Ay. Ontrowulan atau dengan kata lain ibunda Pangeran
 Samudro hilang tak tentu rimbanya. Untuk mengenang peristiwa tersebut tempat bersuci R.Ay. Ontrowulan, diberi nama “Sendang Ontrowulan”.
Silsilah Pangeran Samudro
Silsilah Pangeran Samudro tdk banyak di singgung karena pada zaman itu seorg Pangeran byk diburu oleh para pengkhianat kerajaan dan apalagi para Walisongo pun menyembunyikan Nasab.
Pangeran Samudro pun melakukan Hal yang sama...
Namun di ketahui bahwa dr garis ayah kandung nya.... Pangeran Samudro putra dr Syarif (sebutan untuk keturunan sayidina Hasan) Achmad yang menikah dgn Dewi Ontrowulan saat beliau datang ke tanah jawa bersama Syaikh Maghriby dan ulama lainnya.
INTI ZIARAH DI MAKAM PANGERAN SAMUDRO
Sejarah dan Waktu Ziarah di Makam Pangeran Samudro
1. Setiap hari selalu ada pengunjung yang berziarah ke Makam Pangeran Samudro meskipun tidak banyak. Beberapa di antara mereka bahkan ada yang melakukan suatu pantangan/sesirih
tertentu, misalnya melakukan pati geni selama beberapa hari di sana.
2. Setiap Kamis malam Jum’at jumlah pengunjung lebih banyak dari hari-hari biasa.
3. Setiap Kamis malam Jum’at Pon dan Kamis malam Jum’at Kliwon
merupakan puncak kunjungan wisatawan/peziarah. Tidak kurang dari 10.000 pengunjung dari berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa datang untuk berziarah di tempat ini.
Puncak kunjungan wisatawan/peziarah di Gunung Kemukus terjadi setiap malam Ju’mat Pon di bulan Suro/Muharam. Pengunjung malam Jum’at Pon di bulan Suro/Muharam mencapai 15.000 orang dan pada malam Jum’at Kliwon di bulan Suro/Muharam mencapai 7.000 orang. Pada hari pertama di bulan Suro/Muharam diadakan ritual pencucian selambu makam Pangeran Samudro, yang biasa disebut dengan ritual Larab Slambu/Larab Langse, yang dilanjutkan dengan pentas wayang kulit semalam suntuk sebagai acara rutin tahunan di objek wisata ini.
Waktu yang tepat untuk berziarah menurut literatur yang ada dan tradisi masyarakat di sekitar Gunung Kemukus adalah hari Kamis malam Jum’at Pon.
Hal ini bertolak dari kisah pada zaman kerajaan Demak, sebagai berikut :
Pada suatu ketika di hari Jum’at Pon setelah Sultan Demak melaksanakan sholat berjamaah (Jum’atan), beliau melayangkan pandangannya ke atas dan dilihatnya sebuah bingkisan. Kejadian tersebut tidak diketahui oleh seorang pun kecuali oleh Sultan sendiri. Bingkisan tersebut lalu diambil dan didalamnya terdapat kain putih yang bertuliskan “Ini adalah pakaian untuk bekel (Senopati) Tanah Jawa”. Sebuah benda berbentuk “Kotang Ontokusumo”. Kemudian menurut adat, pakaian ini dikenakan oleh orang yang akan memangku jabatan Pangeran Pali.
Kemudian kejadian itu dijadikan sebagai dasar / ketentuan dengan para wali.
Ketentuan di mana apabila Sultan Demak berkenan mengadakan pertemuan dengan para wali, maka waktunya ditentukan yaitu tepat pada hari Jum’at Pon untuk memperingati peristiwa penemuan Pusaka Kotang Ontokusumo.
Berdasarkan pada cerita tersebut, masyarakat sekitar kemudian menjadikan malam Jum’at Pon sebagai puncak tahlilan/do’a bersama. Sampai saat ini, pada setiap malam Jum’at Pon banyak orang berduyun-duyun datang untuk berziarah ke Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus.
Inti Ziarah di Makam Pangeran Samudro
“Sing sopo duwe panjongko marang samubarang kang dikarepke bisane kelakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep, ati kang suci, ojo slewang-sleweng, kudu mindeng marang kang katuju, cedhakno dhemene kaya dene yen arep nekani marang panggonane dhemenane” (Kadjawen, Yogyakarta : Oktober 1934)
“Barang siapa berhasrat atau punya tujuan untuk hal yang dikehendaki maka untuk mencapainya harus dengan kesungguhan, mantap, dengan hati yang suci, jangan serong kanan / kiri harus konsentrasi pada yang dikehendaki / yang diinginkan, dekatkan keinginan, seakan-akan seperti menuju ke tempat kesayangannya / kesenangannya”.
Petikan naskah atau wacana tersebut memang dapat ditafsirkan keliru, khususnya oleh masyarakat awam. Ada pendapat yang keliru yang mengatakan bahwa apabila berziarah ke Makam Pangeran Samudro harus seperti ke tempat kekasih/dhemenan dalam pengertian bahwa berziarah ke sana harus membawa isteri simpanan atau teman kumpul kebo serta melakukan hubungan seksual dengan bukan istri atau suami yang sah.. Parahnya, pendapat tersebut telah diterima oleh sebagian besar masyarakat.
Akan tetapi pandangan atau pendapat tersebut tidak benar dan perlu diluruskan. Munculnya pendapat tersebut berawal dari penafsiran pengertian kata “dhemenan”. Pengertian kata “dhemenan” dalam bahasa Jawa diartikan kekasih lain yang bukan isteri/suami sah (pasangan kumpul kebo), kekasih gelap, isteri/suami simpanan. Sehingga pengertiannya menjadi apabila Ziarah ke Makam Pangeran Samudro harus membawa dhemenan.
Arti sesungguhnya dari kata “dhemenan” dalam konteks naskah dalam bahasa Jawa tersebut adalah keinginan yang diidam-idamkan, cita-cita yang ingin segera terwujud/tercapai seperti seakan-akan ingin menemui kekasih.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti ziarah di Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus adalah apabila punya kemauan, cita-cita yang ingin dicapai atau apabila menghadapi rintangan yang menghalangi jalan untuk mencapai cita-cita/tujuan tersebut harus dilakukan dengan cara sungguh-sungguh, hati yang bersih suci dan konsentrasi pada cita-cita dan tujuan yang
akan dicapai/dituju. Dengan demikian, terbukalah jalan untuk mencapai cita-cita dan tujuan tersebut dengan mudah.
Nilai-nilai Keteladanan Pangeran Samudro
Apabila saat ini Makam Pangeran Samudro selalu ramai dikunjungi oleh peziarah adalah karena adanya keyakinan bahwa semasa hidupnya Pangeran Samudro adalah orang yang mulia, besar jasanya pada bangsa dan negara, serta selalu berbuat baik dan menghormati sesama.
Hal-hal yang perlu diteladani oleh para peziarah dari seorang figur Pangeran Samudro adalah :
1. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menghargai orang tua sebagai perantara lahir manusia ke dunia.
3. Selalu taat dan setia kepada negara dan Sultan (Pemerintah)
4. Tidak takut menghadapi kesukaran,dan penderitaan dalam menunaikan tugas.

5. Seorang tokoh pendamai/pemersatu bangsa dan selalu bertanggung jawab.
INFORMASI UMUM
Lokasi Administratif
Secara administratif, Obyek Wisata Gunung Kemukus terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Spesifikasi Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus
Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Dengan dibangunnya Waduk Kedung Ombo menjadikan Makam Pangeran Samudro berada di atas bukit yang menjorok ke tengah Waduk Kedung Ombo. Oleh karena itu, Obyek Wisata Gunung Kemukus juga merupakan salah satu objek wisata tirta di Kabupaten Sragen.
Komplek Makam Pangeran Samudro adalah Obyek Wisata Budaya di Kabupaten Sragen. Kawasan tersebut terdiri dari :
1. Bangunan utama berbentuk rumah joglo dengan dinding batu bata dan bagian atas berdinding kayu papan. Didalamnya terdapat tiga makam. Satu buah makam yang ditutupi kain selambu adalah makam Pangeran Samudro dan R.Ay. Ontrowulan. Sedangkan dua makam lainnya adalah makam dua abdi setia Pangeran Samudro yang selalu mengikuti beliau kemanapun pergi.
2. Di sebelah kanan makam terdapat sendang (sumber air) yang bernama “Sendang Ontrowulan”.
Sendang tersebut merupakan tempat bersuci R.Ay. Ontrowulan ketika akan menemui putranya yang sudah meninggal. Air sendang tersebut dikenal tidak pernah habis, bahkan di musim kemarau sekalipun.
Yang pasti sejarah pangeran samudro adalah sebuah misteri dan ada pula keyakinan gunung kemukus adalah petilasan sang pangeran
Dewi Ontrowulan adalah ibundanya yang di makamkan di tempat tsb.
Org sakti dan para ulama zaman itu pny beberapa ilmu sifat yang bisa berada di tempat berlainan dlm waktu bersamaan.
Sebutan pangeran samudro itu krn luasnya wawasan beliau dlm ilmu pemerintahan dan agama serta perjuangan di zaman demak.
Sampai sekarang keberadaan Pangeran Samudro masih misteri... gunung kemukus itu hanya salahsatu tempat yang disinggahi dlm tugas keagamaan dan negara.

Sabtu, 20 Desember 2014

Sunan Sendang Duwur

Dinamakan Sunan Sendang Duwur karena letaknya berada di ketinggian puncak Gunung Amintuno dengan ketinggian 75m diatas permukaan laut. Berada di desa Sendang Duwur kec Paciran Lamongan.
Diantara petilasan para wali di tanah jawa... kompleks makam Sunan Sendang termasuk yang masih utuh. Sunan yang memiliki Nama asli Raden Nur Rohmat ini diyakini memiliki karomah dan kesakitan melebihi Kanjeng Sunan Drajad.
Beliau lahir pada tahun 940 hijriah putra dr Sayid Abdul Qohhar bin Abdul Malik yang berasal dr Baghdad.
Dr silsilah Ayahanda beliau min dzuriyah Rosululloh SAW.
Ibundanya bernama Dewi Sukarsih putri Tumenggung Joyo Sasmito penguasa Sedayu. Dan ketika beliau lahir ayahanda beliau sedang pulang ke Baghdad .
Ketika Raden Nur Rohmat beranjak dewasa situasi di sedayu sedang porak poranda akibat peperangan antara adipati Indro Swarno dgn Ki Ageng Rengel.
Adipati Tuban saat itu membantu Ki Ageng Rengel dan berhasil membunuh Indro Swarno yang memiliki ilmu rawa rontek dengan membelah tubuhnya menjadi dua.
Situasi yang mencekam akibat peperangan membuat rakyat menderita....
Raden Nur Rohmat berguru kepada Sunan Ampel dan beberapa tokoh sakti lainnya. Dan bertekad untuk ikut menyejahterakan rakyat dgn menanam tebu wilus dan siwalan.
Saat panen Raden Nur Rohmat mendapatkan uang sebanyak Sayuto Salebak Keteng. Untuk mengabadikan peristiwa itu Raden Nur Rohmat memberikan nama di daerah tsb dgn kampung Suto dan kampung Lebak.
Nama Raden Rohmat pun semakin terkenal... berita tentang kesaktian nya sampai terdengar oleh Sunan Drajad... hingga Sunan Drajad ingin membuktikan kebenaran berita itu.
Ketika Sunan Drajad tiba di dukuh Tunon.. beliau merasa haus dan minta diambilkan legen. Abdinya yang bernama Ki Abdul Wahhab sedang mencari bahan makanan... .. sehingga Sunan Drajad meminta ijin untuk mengambil buah siwalan sendiri kepada Raden Nur Rohmat... hanya dengan menepuk tangan tiga kali buah siwalan berjatuhan tanpa sisa dr pohonnya.
Melihat kejadian itu.. Sunan Drajad Diperingatkan oleh Raden Nur Rohmat... karena dgn cara seperti itu org lain tdk kebagian dan buah yang masih kecil mubazir... Raden Nur Rohmat lalu mencari pohon yang sama Besarnya. hny dgn mengusap tiga kali dgn ijin ALLOH pohon siwalan itu melengkung ke hadapan Sunan Drajad... dan Sunan Drajad dipersilahkan untuk memilih dan memetik sendiri buah yang diinginkan.
Sunan Drajad mengakui karomah dan kesaktian yang dimiliki oleh Raden Nur Rohmat. Dan karena itu Sunan Drajad memberikan Gelar pada Raden Nur Rohmat dengan gelar Sunan Sendang Duwur.
Mulai saat itu tidak ada lagi sebutan Drajad Sendang.. tetapi menjadi Sendang Drajad... karena meski usia Sunan Sendang lebih muda Namun karomah dan kesaktian serta perjuangan di masyarakat melebihi Sunan Drajad.
Sunan Sendang adalah pejuang penyebar agama islam di pesisir utara dan selalu menggantikan Sunan Drajad disaat Sunan Drajad berada di Demak.
Di balik keberhasilan Walisongo dlm dakwah...di sekitar nya banyak para tokoh ulama yang membantu dan siap siaga mengemban tugas keagamaan dan kerajaan.
Itulah diantaranya para pejuang di masa Walisongo yang bersatu padu memperjuangkan agama dan kesejahteraan rakyat.
Berjuang dlm agama tdk cukup hny sekedar bisa dakwah dan bisa ibadah secara syariah.... tapi memperjuangkan kesejahteraan dan menanamkan pengertian hukum dlm masyarakat tntg kehidupan itu jauh lebih mulia...

Jumat, 19 Desember 2014

tosan adji

Duwung kang pinongko sipat kandel pusoko ing tanah jowo pranyoto Ageng sawabipun.
Lan poro Empu ing jaman semanten sampun saget niti pirso pundi tosan ingkang pas kagem andamel pusoko.
Lan Wonten ing mriki bade kawulo aturaken menggah titikanipun tosan-tosan adji ingkang kagem dinamel pusoko ing nuswantoro

                              Tosan adji karang kidjang
Titikanipun
1- menawi dipun tithing swuaranipun mbrengengeng,kados swuaranipun tawon, seratipun alus ngombak banyu.
2- menawi kangge dedamel ampuh.
3- angsar ipun asrep, prabowo nipun sabar. Milo tosan karang kidjang kaanggep Pandhitaning tosan.
4- menawi tosan wau mboten dipun sumerepi asring ndayani ingkang mboten mboten.

                           Tosan porosani
Titikanipun
1- menawi dipun tithing swuaranipun gur.
2- warninipun idjem kaduk nyamber liler.
3- otot seratipun alus... pramilo padatan kagem pamor.
4- angsar ipun ingkang ngangge lulus wilujeng. Kajen keringan. Dipun pitados ing sesami. Ngrejekeni.. gangsar kangge nggayuh palenggahan. Nulak sedoyo pekerti awon.

                           Tosan mengangkang djaler
Titikanipun
1- warninipun cemeng wungu.
2- seratipun kadhug kasar. Nanging menawi dipun grajag alus kados bludru.
3- menawi dipun tithing swuaranipun drung.
4- menawi kadamel pusoko angsar ipun sae sanget. Adamel girising mengsah.ampuhipun ngedap-edapi, Milo mboten kenging kagem sembranan.
5- ingkang ngangge dipun tresnani tiyang ugi dipun celaki rodjobrono. Nebihaken saking pakartining mengsah. Sarto dados panawaripun wiso.
6- pusoko ingkang kadamel saking tosan puniko menawi dipun tayuh ketingal sarpo nogo.

                                  Tosan mengangkang estri
Titikanipun
1- menawi dipun tithing swuaranipun mbrengengeng
2- warninipun wungu sulak biru.
3- seratipun pating trecep kados sarem.
4- menawi kagem pusoko ingkang gadah dipun tresnani atasanipun. Mboten patos ampuh Nanging sinten ingkang kataman mboten saget dipun jampeni.

                              Tosan walulin
Titikanipun
1- menawi dipun tithing swuaranipun gung geter
2- warninipun biru seratipun alus.
3- menawi kangge pusoko angsar ipun ingkang ngagem badanipun kraos Santoso. Menawi nenanem saget tulus Kajen keringan lan saget ngrampungi damel.
4- ampuh.. lan ingkang ketaman kados kenging gromo

                                  Tosan katub
Titikanipun
1- tithing ipun kung mbrengengeng
2- warninipun cemeng sulak idjem mawi cahyo bening.
3- seratipun alus kados rambut.
4- angsar ipun ingkang ngagem saget kasembadan menopo ingkang dipun pinginaken.
5- menawi kabekto ing wanci dalu peningalipun awas. Menawi kagem peperangan Nebihaken dedameling mengsah. Menawi kagem dagang ngerejekeni.


                                       Tosan kambodjo
Titikanipun
1- tithinganipun "ngong ngong" bareng kalian sworo "ting ngang ngang " panjang.
2- warninipun pethak mrusuh.ototipun kados gadung pating trecep.
3- pinangkanipun saking selon lan Kamboja.
4- mboten kenging dipun campur tosan porosani
5- menawi kagem pusoko... ingkang gadah mboten kenging laku awon ( main, madad,medon,maling, lan Sanese) menawi katrajang mesti ngalami kasangsaran.
6- watakipun ampuh lan sinuyutan ing sesami... mboten kenging nerjang syarak nyingkiri bebener.

                                    Tosan ambal
Titikanipun
1- menawi dipun tithing mbrengengeng geter kados kumandang ing angkoso.
2- warninipun pethak sulak abrit . Mboten saget karat
3- pinangkanipun saking ardi. Menawi kagem pusoko ampuh.
4- angsar ipun saget pados konco dedamel ingkang sae... Milo tosan ambal dipun wastani guruning tosan.

                                          Tosan Windu adji
Titikanipun
1- menawi dipun tithing swuaranipun dhung.
2- warninipun pethak kaduk biru cahyo nipun wening.
3- angsaripun sinten ingkang ngangge saget teguh sarto kiyat menawi kagem magud ing prayudan saget suminggah saking pamruwosoning mengsah.

                                          Tosan tumpang
Titikanipun
1- swuaranipun tithinganipun djung landung.
2- warninipun biru semu wungu indah sanget.
3- angsaripun menawi Wonten paridamel... dipun unus ingkang sumerep lajeng kemitenggeng lan ical bebhayu lan kekiyatan nipun.

                                     Tosan werani
Titikanipun
1- swuaranipun mbrengengeng.
2- warninipun kados sekar teleng
3- menawi kagem pusoko ampuh. Saget mbosoaken daging lan kulitipun ingkang ketaman.
4- watakipun ingkang gadah mboten kenging sawiyah-wiyah dateng sesami. Lan pusoko mboten kenging kedekek ing suku.
5- pusoko ingkang dinamel saking tosan werani awis2 ingkang kiyat.
Menawi kiyat andadosaken tambahing karahardjan lan dados priyagung. Ananging Yen mboten kiyat malah damel sengsoro lan gesangipun mboten tentrem.

                                      Tosan welangi
Titikanipun
1- mbrengengeng swuaranipun
2- warninipun djene semu idjem. Asal ipun saking samudro.
3- menawi kagem pusoko... ingkang gadah mboten kenging dados rentenir. Lan gampil anggenipun pados pengupojiwo.

                                          Tosan terate
Titikanipun
1- mbrengengeng swuaranipun
2- warninipun cemeng nglumut.
3- menawi kagem pusoko angsaripun dipun tresnani wanito lan Nebihaken sedoyo pakarti awon.

                                       Tosan malelo ruyun
Titikanipun
1- swuaranipun preng gumeter
2- Asal ipun saking selo cendani. Warninipun pethak semu biru.
3- seratipun alus kados rambut.
4- menawi kangge pusoko angsaripun ndadeake kendeling manah.

                                      Tosan malelo gendogo
Titikanipun
1- swuaranipun thung
2- menawi kagem pusoko ingkang gadah dipun tresnani atasan lan dipun suyuti ing sesami.

                                        Tosan kenur
Titikanipun
1- swuaranipun prung kados sungsun
2- warninipun cemeng kados wulu Gagak. Dipun tingali dangu2 nuwuhaken raos ajrih.
3- menawi dipun cuci ngagem toyo jeram pecel ketingal biru warninipun.
4- tosan kenur watakipun mboten kenging kebenteran. Sebab lajeng empuk lemes... anggenipun mulihaken kedah dipun usah erah.
5- menawi kagem pusoko ingkang gadah dipun tresnani ing sesami lan saget pikantuk rejeki sarto nipun sae kagem tetanen lan dagang.

                                        Tosan tumbuk
Titikanipun
1- swuaranipun gong mbrengengeng
2- warninipun pethak semu jene, seratipun pating trecep kados selo padas.
3- menawi kagem pusoko angsaripun saget nyimpen dunyo brono. Mboten saget dipun damel awon ing tiyang sanes.
5- menawi dipun unus naliko Wonten paridamel ingkang sumerep sami giris.
6- sedoyo siti sangar Utawi panggenan angker saget tambar. Saget Nebihaken sedoyo dedemit lan mengsah... penyawanganipun mengsah kados Murub.

                                       Tosan balitung
Titikanipun
1- swuaranipun mung landung.
2- warninipun cemeng sulak wungu.
3- menawi kagem pusoko angsaripun menawi kagem pados ulam saget pikantuk Katah. Milo ingkang jodo kagem poro nelayan lan kadang tani.

Poro Empu jaman rumiyin anggenipun nggarap pusoko puniko kanti lelampahan ingkang awrat.
Awit Sak Dereng ipun nggarap kedah topo broto rumiyin. Milo pusoko kejawi gumantung panyarupipun tosan ugi gumantung ingkang damel. Menawi Empu wau gentur ing topo broto panggarapipun cekap ngangge tangan. Tosan mboten kraos atos.
Milo pusoko Yen ingkang damel puniko Empu kang pinilih mboten kenging kagem sembarangan.

Senin, 15 Desember 2014

legenda dan mitos Dieng

Selama ini kita mengenal dieng sebagai dataran tinggi yang dihuni manusia.
Wilayah yang membentang diantara dua kabupaten yakni Banjarnegara dan Wonosobo.
Daerah Dieng oleh sebagian orang dianggap sebagai negri dan persemayaman para dewa. Nama dieng diambil dr keadaan kawasan tsb yang indah dan penuh misteri... mengambil dr kosa kata bahasa jawa (edi lan aeng /indah mempesona dan misteri) jadilah nama Dieng.
Keindahan alam yang ada di dataran tinggi tsb memang tdk bisa di pungkiri... misteri yang ada pun cukup kuat sehingga seorang ekspedisi dr Prancis pd abad 18 yg menemukan pemukiman dan kompleks candi menamakan dgn kata tsb.
Salah satu misteri yang ada iyalah adanya legenda yang ada di kawasan tsb... di antaranya mitos rambut gimbal dan terjadi nya beberapa kawah yg ada di pegunungan dieng.
Kawasan tsb sebenarnya bekas kerajaan Mataram kuno yang bernama Kalingga Pura... kerajaan tsb didirikan Oleh Rakai Sanjaya pewaris kerajaan sunda kuno yang memindahkan pusat pemerintahan di wilayah timur krn menghindari perselisihan dgn krabat... dan kerajaan tsb paska meletus nya gunung merapi th 1010m oleh Mpu Sindok sebagai raja saat itu memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur.
Dan kawasan tsb dihuni lg pd zaman walisongo.
Berikut sejarah dan legenda yang di kawasan dieng

Riwayat terjadi nya kawah si leri

Alkisah... pada masa kalingga ada seorg ahli sihir yang sakti dan pemuja batari Durga... salahsatu putri kerajaan yang bernama Malasari (putri Mala) berguru pd nenek sihir tsb
Sang putri begitu taat dan rajin dlm mempelajari berbagai ilmu kesaktian... dan Sang Putri bgt sukanya dgn berbagai perhiasan dan pernak pernik yang terbuat dr emas.
Pada suatu ketika sang guru pergi dr padepokan untuk melakukan pertapaan guna meningkatkan ilmu kesaktian
Sepeninggal sang guru Sang Putri melihat tmpt pemujaan sang guru terbuat dr emas.. maka di ambillah emas tsb untuk bermain... dan suatu ketika sang guru pulang... betapa marahnya dia melihat tmpt pemujaan nya Tlh rusak dan peralatan yang dr emas hilang....
Di carilah keberadaan pencuri olehnya... betapa kagetnya sang guru yang mencuri ternyata muridnya sendiri yang sedang bermain main dgn emas2 tsb. adu mulut pun terjadi... sang putri tetep mempertahankan emas yg dia senangi.. dan pertarungan pun terjadi... putri Mala dgn segenap ilmu kesaktian nya melawan sang guru yang penuh dgn kemarahan... hingga pd akhirnya sang guru mengeluarkan kutukan dalam pertarungan tsb... agar sang putri menjadi batu. sang putri tiba-tiba terhenti kaki terasa membatu... dan seketika itu sang putri mengeluarkan kata2 bahwa suatu saat akan balas dendam.
Setelah peristiwa tsb Sang guru melakukan pertapaan lagi sebagai tebusan hilangnya peralatan pemujaan.. dlm pertapaannya dia merasa terganggu dgn aktifitas warga desa pagerkandang.
Dan maka dr itu dia memohon petunjuk pd Dewi Durga... dan di kasih petunjuk untuk menghancurkan desa pagerkandang harus dgn leri (air cucian beras) dan Damar (lampu minyak) yang di siramkan ke desa tsb.
Ketika nenek sihir berjalan membawa kedua benda tsb yang tujuan nya untuk menghancurkan desa pagerkandang.. langkah nya melewati batu yang terjadi dr kutukan nya terhadap putri Mala.
Tiba-tiba terdengar suara.. inilah saat pembalasan ku.. dan si nenek terjatuh.. air leri tumpah bersama dgn Damar yang menyala serta kekuatan kesaktian dr kedua tokoh.. lama kelamaan semakin membesar dan menjadi sebuah kawah...
Hingga kini kawah tsb dinamakan kawah sileri
Dan mitos ke kawasan tsb pengunjung dilarang pake perhiasan emas krn kadar karatnya bisa berkurang.

Terjadi nya kawah sikidang dan kutukan rambut gimbal serta perawan tua

Alkisah... dimasa Maharani Shima (Putri Shima) kecantikan nya tersebar di mana2 hingga banyak para pelamar yang dtg untuk mempersunting nya... namun para pelamar tsb bisa dipulangkan dgn baik2 (ditolak) .
Hingga suatu ketika datanglah seorang pelamar dr kerajaan Galuh yang bernama Pangeran Kudo menjangan di sertai para prajurit
Pangeran tsb mengutarakan maksud kedatangan nya dan apabila di tolak.. sang pangeran siap menggempur kerajaan rata dgn tanah.
Putri Shima kebingungan... mau menerima tdk mungkin krn pangeran Kudo menjangan disamping budi pekerti nya buruk... wajahnya pun buruk... klo di tolak keselamatan kerajaan terancam...
Dlm kebingungan tsb Sang Putri mendapatkan petunjuk agar melakukan teori penolakan yang damai... yaitu menerima lamaran dgn syarat sang pangeran harus membuat sumur di kawasan kerajaan.
Menurut sang Putri tdk mungkin pangeran Kudo menjangan mampu membuat nya.
Singkat cerita sang pangeran pun membuat sumur dgn ilmu kesaktian nya... dan melaporkan kalau sumur dah jadi dan sang putri berkenan menjadi istri nya.
Sang Putri pun kaget dan tak percaya... tapi  sang putri tdk kurang akal... dan ingin melihat bukti terlebih dahulu
Ketika sudah sampai lokasi pembuatan sumur Sang Putri tersenyum dan mengatakan kok sumur tdk ada airnya,   ini hny lobang yang bisa dibuat oleh anak kecil... sumur harus ada airnya biar disebut sumur... klo begini pangeran blm berhasil.
Sang pangeran marah dan masuk kedalam sumur dgn ilmu kesaktian nya lama kelamaan air mulai mengalir.
Sang Putri resah... dan mengumpulkan para anak2 serta para gadis untuk mengganggu pertapaan sang pangeran..
Air semakin banyak... sang putri pun semakin cemas... dan seketika mengeluarkan pusaka tusuk konde yg diarahkan ke tubuh sang pangeran... sang pangeran tdk bisa menghindari pusaka tsb dan dlm sekaratnya mengeluarkan kutukan... " aku Tlh kau curangi dan kamu beserta rakyat dan wilayah sini akan byk yang menjadi perawatan tua... banyak anak kecil yg gembel rambutnya serta akan terjadi bencana hingga kerajaan mu hancur"
Dan tmpt tsb hingga kini dinamakan kawah sikidang
Memang saat itu dan sampai sekarang di kawasan tsb byk gadis yg telat nikah (perawan tua) serta anak berambut gimbal... dan kerajaan hancur ketika meletus nya merapi.

Riwayat rambut gimbal

Dimasa pemerintahan Kanjeng Panembahan Senopati Mataram ada laporan dr Kyai Ageng Wonosobo (syeh abdullah quthbuddin) mengenai perihal kawasan gunung perahu yg byk terjadi keanehan dan byk anak berambut gimbal yang tdk mempan senjata
Setelah mendapat kan laporan tsb Panembahan Senopati segera mengutus seseorang yang ahli dlm agama dan sakti
Tersebut lah Tumenggung Kolodete (sayid Salim bin umar) di perintah kan untuk menelusuri apa yang terjadi.
Setelah sampai tumenggung Kolodete segera melakukan pertapaan di gunung pakuwojo... bermunajat untuk memohon petunjuk...
Dlm munajatnya beliau diberi petunjuk bahwa anak2 gimbal tsb tuah kesaktian org dimasa lalu yg hrs diruwat
Setelah itu Kyai Kolodete segera menghadap Syeh abdullah dan tumenggung Selomanik... mereka bertiga membahas hal tsb
Dan setelah berembug mereka mengumpulkan anak2 gimbal dan di mandikan di sendang panguripan.. dikasih hadiah dan di cukur.. dan diboyong ke Mataram untuk di didik.
Kyai Kolodete memberikan wejangan suatu saat nanti jika ada anak gembel lagi... harus dicukur dgn permintaan anaknya.. serta apapun yang di minta oleh anak tsb harus di usahakan. dan pelaksanaan harus dlm bulan muharoman serta sesudah menjalankan puasa sunah.
Hal tsb yang hingga kini berlaku
Mitos yg ada adalah keinginan pangeran Kudo menjangan yang tdk terpenuhi menjadi kan petaka... dan Kyai Kolodete menyarankan agar memenuhi apa yang jd permintaan anak gimbal agar keberkahan dan kemuliaan selalu ada di sekitar kita.

Ritual tsb sekarang jd salahsatu ikon wisata tahunan di pemkab banjarnegara dgn adat istiadat yang masih dipakai serta berbagai festival lain untuk keperluan dan kelengkapan wisata.

Dieng teramat indah dan teramat misteri untuk diungkap.
Masih banyak rahasia yang tersembunyi di bekas kerajaan besar tsb.

والله أعلم بمراده

sejarah seni ebeg sebagai sarana perjuangan

Di sebagian besar nusantara kita mengenal tentang berbagai seni dan budaya yang berupa tarian rakyat
satu diantaranya adalah kuda lumping yang di berbagai daerah menyebutkan dgn nama yang berbeda serta jenis musik yang berbeda pula. ada yang menyebut jatilan.ebeg. jaranan dan sebagainya.
bermacam-macam pendapat tentang kesenian itu.. dan bahkan ada selintir org yang menganggap kesenian tsb musyrik.
dalam hal kesenian janganlah mencampur adukkan dgn mslh ketauhidan. dan perlu dipahami tentang seni itu sendiri serta berbagai sejarah yang ada.
kesenian kuda lumping atau ebeg adalah tarian keprajuritan yang menggambarkan sejarah tokoh2 di masa lalu.
di antaranya
tersebut lah Kyai Djoyo Drono zaman mojopahit beliau mempunyai murid yang tangguh... santri putra disebut dgn warog... sedang yang putri disebut dgn jatil... dan padepokan tsb berada di wilayah whengker (nama saat itu)
Raden Djoko Piturun putro Prabu Browidjoyo berkenan dakwah islam di wilayah Kadipaten Whengker... sang Adipati waktu itu masih menganut agama terdahulu dan blm mau mengikuti ajaran islam..
Raden Djoko Piturun akhirnya bertemu dgn Kyai Ageng Djoyo Drono dan terjadi lah perselisihan... yang mana sama2 sakti dan tidak ada yang kalah dlm pertarungan...
Kyai Ageng akhirnya tersadar bahwa yang dia hadapi adalah murid Sunan Kalijogo yang berarti masih saudara seperguruan.
dan ketika mereka sudah saling memperkenalkan diri Kyai Ageng pun tau kalau yang duduk didepan nya adalah salahsatu putro Mojopahit.
Dan Kyai Ageng pun siap membantu Raden Djoko Piturun Di Whengker.... segenap santri putra yang disebut warok dan santri putri yang di sebut jatil di sumbangkan untuk menjadi laskar prajurit Raden Djoko Piturun.
tdk lama kemudian Whengker bisa di kuasai. dan nama whengker pun di rubah dgn Ponorogo yang dinisbatkan pd cerdik nya para santri dlm mengemban tugas keprajuritan.
dan para santri pun bergembira dgn menari
dan itulah awal seni kuda lumping
singkat cerita.. Raden Djoko Piturun menghadap Sultan Fatah di Demak... dan oleh Kakak beliau yakni sultan Fatah Raden Djoko Piturun di nobatkan sebagai Adipati Ponorogo dgn Gelar Adipati Bathoro Katong... dan oleh walisongo di minta agar meluaskan dakwah dgn seni yang ada dipadukan dgn riwayat yang ada di masyarakat.... dan dr hal tsb tercipta rangkaian tarian yang mempesona dgn nama Reog Ponorogo yang masih ada sampai sekarang.
perkembangan tarian tsb terus menerus terjadi sebagai tarian perang keprajuritan turun temurun sampai masa penjajahan Belanda.
Dan disaat zaman penjajahan tarian tsb dipergunakan sebagai sarana perjuangan melawan kaum penjajah dgn memasukkan teori ilmu hikmah oleh para Kyai dan pejabat Kraton di masa itu.
dgn di terapkan ilmu hikmah sang penari bisa kuat dan bisa melakukan penyerangan terhadap kaum penjajah.... dan ketika sang penari di adili krn membunuh... hukuman tdk bisa di jalankan krn saat menyerang dibawah kesadaran.
itu salah satu strategi para pejuang zaman dulu dlm melawan penjajah.
tarian tsb adalah seni yang dipadukan dgn ilmu hikmah yang sangat berguna dimasa lalu sebagai sarana perjuangan mengelabui penjajah.
ada berbagai riwayat lain...
diantara nya Kyai Haji Raden Yunus Muhammad Irsyad yang memimpin pembuatan beduk terbesar didunia (beduk Kyai pendowo) yang sekarang berada di masjid agung Purworejo.... dlm riwayat beliau membawa beduk tsb dgn selendang....
maksud dr kata selendang di situ adalah... beliau dlm membawa beduk dr alas pendowo menuju masjid agung dgn disertai para prajurit yang menyamar sebagai rakyat biasa dgn sesekali menari untuk mengelabui penjajah.
Syeh Achmad Mustolih.... pelarian beliau setelah perang diponegoro disertai para prajurit... menyamar dgn terus melakukan dakwah dgn tarian tsb sampai ke daerah wangon Banyumas
Tumenggung Selomanik pun melakukan hal yang sama dlm perjuangan di tlatah wonosobo.
Kyai Adipati Djantoko menjalankan perjuangan dan misi dakwah melalui media tarian tsb pd warga Kadipaten Sumawung
dan masih banyak lagi riwayat tntg perjuangan dgn media seni tari keprajuritan tsb.
di masa kini tarian tsb hanyalah seni dan budaya warisan para leluhur yg mesti kita lestarikan keberadaan nya.
tari ebeg ronggeng dan lainnya adalah fundamental saksi sejarah perjuangan dimasa lalu... yang menunjukkan betapa gagahnya para pejuang dlm melawan penjajah.
dan jangan menganggap tarian tsb adalah musyrik... !!!
seluk beluk seni tari yang ada semua sebagai budaya dan sebagai olah batin untuk menyatukan raga dan semua makhluk ciptaan Nya
itulah keunggulan seni budaya jawa yang tdk hny secara lahir... tapi dipadukan dgn ilmu kebatinan untuk mencapai rasa dan perasaan yang hakiki lewat media riyadhoh dan laku.

Rabu, 10 Desember 2014

Perjalanan Sang Pangeran dlm mengemban tugas

Dikisahkan setelah sang pangeran sampai di kadipaten Bagelen diterima dgn senang hati oleh Kanjeng Adipati Gagak Singolodro yang masih keturunan Mojopahit.

Dan di angkat sebagai Putra serta di persaudarakan Raden Tanudjoyo dan putra Sang Adipati yang lain. Sang pangeran selalu membantu perluasan Kadipaten serta misi dakwah di wilayah kadipaten Bagelen.

Hingga suatu saat Sang Adipati memerintahkan agar Sang Pangeran bertapa di kaki gunung sumbing. Maka berangkat lah ia menuju pegunungan sumbing.

Dan ketika sesampainya tempat yang di tuju... sang pangeran mulai pertapaannya di sebuah bukit yang di kanan kirinya mengalir sungai untuk bersuci. hari demi hari di jalani dgn baik dlm pertapaan tsb dgn selalu berdoa bermunajat dan menjalankan syariat agama dlm kesendirian. Hingga suatu ketika muncullah sinar yang menyilaukan diatas sebuah batu.... sang pangeran pun menghampiri cahaya tsb dan nampak sesosok manusia suci berwibawa duduk bersila... sang pangeran segera menyembah serta mengucapkan salam... setelah dijawab... orang tua itu tidak lain Kanjeng Sunan Kalijogo.. beliau bersabda "babo kaki pangeran kang bagus lan wus tumoto ing ati... ingsun ngemban dawuh soko Dzat Kang Moho Wicaksono... supoyo Jeneng Siro babad alas ing sak kiwo tengene kali cimanuk Kanggo bantu perjuangan sunan gunung jati lan ugo Sultan Ing Bintoro. Lan wiwit dino iki agemen Asmo Aryo wiro ludro.... lan ugo pusakaniro senjoto cokro kudu siro asto... pamito marang wong atuwamu ing Bagelen sakdurunge tindak menyang cimanuk lan kantinen Aki Tinggil pinongko punokawanmu.... " dan setelah itu Kanjeng Sunan lenyap dr pandangan mata sang pangeran. dan sang pangeran pun segera bergegas untuk kembali ke Kadipaten Bagelen.

Sesampainya di Kadipaten Bagelen sang pangeran segera menceritakan hal yang terjadi saat dlm pertapaannya kepada seluruh keluarga Kadipaten.. Sang Adipati pun sangat gembira menderita keberhasilan putra angkat yang sangat di cintainya... saudara -saudara angkat pun bahagia dgn semua itu.

Dan setelah ditetapkan untuk berangkat... sang pangeran di temani ki Tinggil segera berangkat menuju kali cimanuk... sesampainya di sungai Cimanuk sang pangeran pun segera melakukan pertapaan..

Hingga pada suatu ketika datanglah seseorang yang mengaku bernama Ki Sidum dan berkata "wahai cucuku Wiralodra dikau telah tersesat dan sungai ini bukan cimanuk.. tapi sungai cipunagara... berbalik arahrah ke timur.... dan jk nanti ketemu kijang kencana yang bermata berlian segera kejarlah dan dimana kijang itu menghilang disitulah sungai Cimanuk dan segeralah membuka hutan untuk pemukiman" setelah itu Ki Sidum pun menghilang.

Ki Sidum itu orang yang menyamar.. beliau sebenarnya adalah Prabu Siliwangi
Setelah bersiap sang Pangeran di sertai Abdi setia nya segera berbalik arah ke timur dan setelah berhari hari melakukan perjalanan.... bertemulah dgn seorg wanita yang bernama Dewi Lara Wana
yang ingin dipersunting oleh sang pangeran.... namun sang pangeran menolak dengan halus. Karena penolakan itu sang dewi pun marah dan menyerang sang pangeran. Dan terjadi lah pertarungan hebat antara sang pangeran dgn sang dewi... berbagai ilmu kedigdayaan di pergunakan dlm pertarungan itu... hingga suatu ketika sang pangeran mengeluarkan senjata cakra.. lepas nya cakra dr tangan sang
pangeran mengenai sang dewi... dan tiba-tiba sang dewi lenyap dan nampak lah kijang kencana sesuai petunjuk Ki Sidum... dan kijang tsb lari.. sang pangeran segera mengejar nya.. sementara Ki Tinggil menyusul di belakang.

Kejar-kejaran antara sang pangeran dan kijang tsb hingga sampai di sebuah sungai yang luas... kijang pun lenyap dan sang pangeran tertidur karena kelelahan mengejar kijang kencana. dalam tidurnya ia bermimpi ketemu dgn Ki Sidum (org yang menyamar) dan berkata "wahai cucuku inilah sungai Cimanuk yang kamu cari.. segeralah membabat hutan untuk mendirikan pemukiman sesuai dawuh gurumu" setelah yakin dgn hal tsb Sang pangeran di temani Ki Tinggil segera babat hutan dan mendirikan pemukiman.

Akhirnya tersiarlah bahwa di hutan cimanuk telah berdiri sebuah pemukiman... semakin hari semakin banyak pendatang yang ikut bermukim di pedukuhan yang baru itu.. hingga suatu ketika datanglah seorang wanita yang rupawan yang di kawal dua org suami istri.. seseorang tsb bernama Nyai Endang Darma

Disaat datangnya Nyai Endang Darma ke pedukuhan... sang pangeran sedang pergi ke Bagelen untuk membantu Kanjeng Adipati Singoludro mengemban tugas dr Sultan Fatah menumpas pemberontakan adipati Banyu Urip dan Karang anyar.

Kedatangan Nyai Endang Darma di terima oleh Ki Tinggil yang menjabat sebagai lurah... Ki Tinggil Sangat senang dgn kedatangan Nyai Endang Darma.. dan dlm hatinya mengatakan andai Nyai Endang Menikah dgn Sang pangeran... yang sama2 sakti dan ahli beladiri.

Saat di tanya Nyai Endang menjawab... akan menceritakan siapa sebenarnya dirinya hanya pada sang penguasa tempat tsb.. yakni sang pangeran.
Hari demi hari Nyai Endang Darma melatih warga pedukuhan dgn berbagai ilmu persilatan dan ilmu pertanian dibantu oleh kedua pengawalnya. Dan sampai tersiar tentang semua itu ke telinga pangeran guru dr Palembang yang ingin sowan ke demak bintoro.

Kemahiran Nyai Endang Darma dlm ilmu persilatan membuat pangeran guru ingin menjajalnya.... Pangeran guru pun segera menuju ke pedukuhan tsb dgn di kawal 24 murid dan prajurit nya. setelah berada di pedukuhan.. pertikaian pun terjadi dan berujung pada pertempuran... dan dlm pertempuran tsb Nyai Endang Darma tidak mau melibatkan pengawalnya serta Ki Tinggil dan warga sebagai tuan rumah. kesembronoan pangeran guru tdk bisa dibiarkan... dan Nyai Endang Darma di keroyok oleh 25 orang sekaligus... yang berujung pada kematian 25 orang dr Palembang. ke 25 jenazah akhirnya di makamkan dgn tatacara agama islam... dan makam tsb hingga kini dikenal sebagai makam selawe.
Melihat kejadian tsb Ki Tinggil berpikir dan berpendapat Untuk segera melaporkan kepada sang pangeran... dan meminta agar Nyai Endang Darma tetap di pedukuhan. perjalanan Ki Tinggil tdk di ceritakan..

Sesampainya di Kadipaten Bagelen Ki Tinggil Segera menceritakan semua kejadian yang terjadi di pedukuhan selama kepergian sang pangeran... Kanjeng Adipati Gagak Singoludro pun ikut mendengarkan riwayat yang di laporkan Ki Tinggil. sang Adipati tidak ingin ada perselisihan antara sang pangeran dgn sultan demak maka di buatlah skenario... dan beliau pun bersabda. "Pangeran guru itu masih trah mojopahit dan kita semua masih satu keluarga sesama trah Mojopahit.. dan aku tidak ingin kejadian ini menjadi keresahan Kanjeng Sultan dgn tewasnya pangeran guru oleh Nyai Endang Darma yang kelak akan menjadi istri Wiralodra.. maka dari itu Wiralodra harus menghukum Nyai Endang Darma... bawalah adikmu Tanujaya dan Tanujiwa.. kalian menyamar lah.. dan minta lah agar Nyai Endang Darma untuk bertarung dgn adikmu" setelah itu berangkat lah mereka bertiga dgn di kawal Ki Tinggil.
Sesampainya di pedukuhan sang pangeran segera disambut oleh seluruh warga.. kecuali Nyai Endang Darma yang tidak hadir.

Keesokan harinya Ki Tinggil di perintahkan untuk memanggil Nyai Endang Darma.. dan setelah Nyai Endang Darma menghadap sang pangeran segera bertanya siapa dirinya sebenarnya dan dijawab semua dgn tertunduk... dan sang pangeran meminta untuk agar Nyai Endang Darma bertarung menghadapi raden Tanujaya yang memakai nama Gagak Lumayung dan Raden Tanujiwa yang memakai nama Gagak Sampur. Krn sang pangeran ingin melihat bagaimana pangeran guru bisa terbunuh

Pertarungan pun segera berlangsung dan dr pertarungan tsb kedua Gagak dapat di kalahkan.. sang pangeran pun tersenyum dan berkata.. besok hadapi aku di alun2... Nyai Endang terkejut bukan kepalang.. dan keesokan harinya pertarungan pun terjadi... namun di saat terjadi nya pertarungan datanglah dua orang berjubah yang di kawal dua org santri... dan seketika itu pertarungan berhenti dan sang pangeran serta Nyai Darma segera menyembah.

Yang datang tiada lain adalah Kanjeng Sunan Kalijogo dan Kanjeng Sunan Gunung Jati yang di kawal raden Arya kemuning dan pangeran wijil.
Sunan Kalijogo pun segera bersabda "babo kaki pangeran... wus tinakdir Yen Siro kudu nggarwo marang Nyai Endang Darma kang pinongko putro murid Sunan Jati.. lan papan kene ingsun paringi Asmo Darma Ayu... amargo soko pratikele garwamu Manungso djulik yoiku pangeran guru soko Palembang kang Nedyo ngraman ing Demak biso nemahi keperloyo... Mulo ojo nganti gantalan wektu jeneng siro ngadep marang Sultan Ing Bintoro.. asok bulu bekti lan amedharake kahanan ing pedukuhan kang antar iki"

Dan setelah melangsungkan pernikahan tdk lama kemudian kedua priyagung tsb Kundur... tapi pengawalnya masih berada di Darma Ayu sampai saat pisowanan ke Bintoro.

Setelah hari di tentukan sang pangeran disertai istri serta pangeran wijil dan jg raden arya kemuning (putra angkat sunan gunung jati) jg raden Gagak Lumayung dan Raden Gagak Sampur beserta para pengawal menuju Bintoro..

Sesampainya Bintoro disambut dgn hangat oleh keluarga Sultan dan punggawa serta Walisongo... dan setelah perjamuan serta perbincangan yang lama... Kanjeng Sultan Bersabda "duh paman pangeran kulo manggih suko lan ngaturaken agunging panuwun dene paman sampun yoso pedukuhan ingkang Ageng. pramilo ing dinten puniki paman kulo angkat dadoso peni sepuh wonten ing Darma Ayu kanti gelar Adipati lan Ki Tinggil pinongko pepatih. Sarto raden ayo kemuning kedah jumeneng adipati wonten ing sak kidulipun cirebon ngembani prodjo cirebon. Raden Gagak Lumayung kedah disartani raden Gagak Sampur ngembani Kanjeng Sunan Cipancar ingkang jumeneng Noto ing prodjo Limbangan. Lan ing sak mangke ing mbok bilih paman pangeran nampi dawuh enggal saking Kanjeng Sunan... Darma Ayu dipun paringaken dumateng ingkang sekinten waget ngemban dawuh Noto... kanti gelar Adipati Aryo Singoludro "

Setelah penetapan itu sang pangeran beserta rombongan berpamitan dan bergegas menuju Darma Ayu.

Hari berganti tahun telah berlalu dan berbagai peristiwa terjadi. Hubungan antar kerajaan pun terjalin dgn baik.. perekonomian Demak Pajajaran Cirebon serta wilayah kekuasaan semakin membaik dan misi dakwah sampe ke pelosok pelosok.

Dan ketika dah sampe saatnya sang pangeran menunjuk seseorang sebagai pengganti nya dgn gelar Adipati Singoludro sesuai dawuh dr Sultan Demak.

Sang pangeran segera madek pandito dan murca pergi kembali ke kadilangu bersama istrinya mengemban dawuh selanjutnya.

hakikat kehidupan

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh ALLOH
Namun banyak diantara kita manusia yang tdk pernah mau mengerti dan mau mencari tau untuk apa manusia di ciptakan. Sehingga banyak kesesatan dan kerusakan yang di akibat kan oleh manusia itu sendiri.
Berbagai agama Tlh menjelaskan tentang sifat watak manusia dalam tugasnya di muka bumi ini.
Dalam kitabulloh alqur'an ALLOH menjelaskan tentang diciptakan nya manusia.. dan ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang hal tsb. Diantaranya.....
وماخلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
Yang berarti.... tidak lah aku ciptakan golongan jin dan manusia kecuali untuk berbakti dlm ibadah kepada Ku
Dalam ayat tsb jelas tentang tugas manusia setelah diciptakan dan setelah mempelajari tentang tugas dalam hal ibadah.
Dan dengan pengetahuan agama manusia akan mampu dan mengerti tentang tugas dalam hal ibadah.
Oleh karena itu diantara manusia ada yang ALLOH perintah kan dan menjadi Utusan untuk memberikan penjelasan mengenai aturan dan tatacara ibadah. Melalui Sang Rosul tsb ALLOH memberikan pelajaran pada manusia tentang aturan ibadah dan kehidupan yang di sebut dgn Agama.
Agama tidak hanya mengatur dlm hal ibadah semata namun Agama mengatur segala aspek kehidupan manusia baik jasmani maupun rohani.
Pengertian tentang tugas utama manusia lewat Sang Rosul diperjelas oleh ALLOH dlm salah satu Firman Nya
وقدكان في رسول الله أسوة حسنة
Dan benar2 didalam diri Rosululloh terdapat suritauladan yang baik
Manusia dituntut oleh ALLOH agar bisa menjadi seorang hamba yang baik hendak nya mengikuti ajaran Rosululloh.
Adapun cara yang harus ditempuh adalah dengan belajar pada seseorang yang kita yakini keilmuan nya dlm agama dan yang teguh memegang prinsip keagamaan yang kuat.
Dlm hal ibadah banyak sekali pertentangan dan pendapat tentang suatu hal... antara halal haram maupun yang lain... yang menimbulkan perbedaan.
Perbedaan itu wajar dikarenakan keterbatasan manusia dlm mempelajari agama itu sendiri dan banyak nya penafsiran yang kurang bermasyarakat.
Dari masalah tsb tumbuh lah berbagai pendapat yang akhirnya bermunculan berbagai golongan dan aliran dlm keagamaan.
Itulah perbedaan yang penuh rahmat.
Manusia diciptakan untuk mengabdi dan berbakti
Bukan untuk memusuhi dan merusak.
Itulah hakikat kehidupan manusia yang diciptakan dan tentu nya harus ikut aturan Sang Maha Pencipta dlm menjalani kehidupan.

Sabtu, 06 Desember 2014

keris sebagai saksi sejarah

Keris di ciptakan dibuat oleh para empu dr zaman ke zaman sampai sekarang ini dgn keahlian yang kadang diluar akal manusia.
Keris dibuat sebagai lambang sebagai pusaka oleh para empu atas dawuh seorang Raja.... yang hingga saat ini pusaka pusaka tersebut sebagai saksi tntg keberadaan sejarah kerajaan di tanah jawa di masa lalu.
Berikut sebagian data riwayat tentang Empu dan pusaka babarannya.

Sri Paduka Maharaja Dewa Buddha yang bertahta di wukir mahendragiri sekitar th 125 memerintahkan kepada Empu Hyang Ramahadi untuk membuat keris, dan dari ketrampilan Sang Empu tercipta 3 bilah keris yang di beri nama
1- sang lar ngatap
2- sang pasopati
3- sang cundrik arum
Konon sang Empu masih keturunan Dewa yang jarang bisa di temui orang yang ingin mendekati

Prabu Dewa Kenanga yang bertahta di negara Medang Siwandata
Beliau menitahkan Empu Sakahadi untuk membuat pusaka yang sakti. Dan dlm waktu satu tahun tercipta lah Sebilah keris yang diberi nama
Sang jalak dinding
Dalam riwayat dikarenakan ketenaran sang Empu maka Prabu Dewa Kenanga membunuh Sang Empu agar tidak ada pusaka sakti yang lain di negri tsb.

Prabu Birowo yang memerintah kerajaan Tulisan sekitar tahun 230 Memerintahkan kepada Empu Sukmahadi dan tercipta Sebilah keris yang di beri nama
Sang kolohamisani
Dalam riwayat setelah membabar pusaka tsb Sang Empu tidak mau lagi membuat keris... karna punya firasat hasil karyanya akan merenggut banyak nyawa orang lain.dan beliau menyingkirkan diri dari keramaian dunia hidup di gunung hingga moksa.

Prabu Budho Woko Raja kerajaan Medang Kamulan
Memerintahkan untuk membuat dua pusaka kepada Empu Bromokedali yang di beri nama
1- sang balebang
2- sang tilam upih
Konon dalam riwayat setelah tilam upih selesai dibuat sang Empu kurang menyukai pusaka tsb.. tilam upih segera dibungkus klaras dan dibuang di samudra kidul... dan pada zaman Empu Kandang Dewo pusaka tsb di temukan.

Prabu Norodigdo yang bertahta di Giling Wesi sekitar tahun 265
Memerintahkan kepada Empu Saptogati untuk membuat pusaka. Dan karya sang Empu yang bisa di ketahui sampai saat ini ada tiga bilah
yang di beri nama
1- sang joko serang
2- sang supono sidik
3- sang jontro

Prabu Kolo yang memerintah negara Purwocarito
Pada tahun 418 memerintahkan kepada Empu Pujogati untuk membuat pusaka dan dari keahlian sang Empu tercipta dua bilah pusaka yang di beri Nama
1- sang suponoluk
2- sang bango dolog
Dan pada tahun 420 sepeninggal Empu Pujogati sang Prabu memerintahkan kepada Empu Songgogati (murid empu Pujogati) untuk membabar pusaka dan tercipta dua pusaka yang di beri nama
1- sang karacan
2- sang setan kobar
Nama setan kobar diberikan karena waktu membuat keris tempat perapian hangus terbakar.

Prabu Basupati raja kerajaan Wiratha (Japara) sekitar tahun 522
Memerintahkan kepada Empu Dewoyoso dan tercipta 3 bilah pusaka yang di beri nama
1- sang ron bakung
2- sang yuyu rumpung
3- sang dadap ngerak

Prabu Dwastro yang memerintah kerajaan Purwocarito th 729
Memerintahkan kepada Empu Mayang (cucu Empu Dewoyoso) dan
dalam membuat keris sang Empu sengaja membikin menyerupai
buatan eyangnya.dan pada suatu malam seakan di temui
eyangnya.dan mendapatkan peringatan... diperkenankan melanjutkan membabar tiga pusaka tsb tapi di larang menyamai namanya.... dan setelah jadi tiga pusaka tsb di beri nama
1- sang carubuk
2- sang kebo lajer
3- sang kabor

Prabu Gendroyono yang bertahta di kerajaan mamenang Kediri
Pada suatu ketika datanglah seorg empu dr negri tetangga yang bernama Empu Sarpodewo... dan Sang Prabu memohon untuk di buatkan keris pusaka.. tercipta lah tiga bilah pusaka yang di beri nama
1- sang cengkrong
2- sang Damar Murub
3- sang carito

Di zaman yang sama juga datang Empu dr sunda dan oleh Sang Prabu diminta membabar pusaka.. dr keahlian Empu Ramayadi tercipta tiga bilah keris yang di beri nama
1- sang pandowo
2- sang karno tinanding
3- sang bhimokurdo

Prabu Citrosomo yang bertahta di Pengging th 941
Memerintahkan kepada Empu Gondo Wiseso dan tercipta dua pusaka yang di beri Nama
1- sang megantoro
2- sang raras jiwo

Prabu Sri Mohopunggung zaman Medang Kamulan

Memerintahkan kepada Empu Windu Dibyo dan tercipta lah empat pusaka yang di beri nama
1- sang panji sekar
2- sang carangsoko
3- sang panji anom
4- sang sekar gading

Prabu Djoyo Amiluhur zaman Jenggala
Memerintahkan pada Empu Kandang Dewo dan tercipta tiga pusaka yang diberi nama
1- sang sabuk inten
2- sang jalak
3- sang kolowelang

Pada masa Prabu Jayeng Rono Empu Windu sarpo membabar 4 pusaka. Yang di beri nama
1- sang Brojol
2- sang Bethok
3- sang lar bango
4- sang Nogo tampar

Pada masa Prabu Banjaransari Pajajaran memerintahkan kepada Empu Handoyo sangkolo dan berhasil membuat dua pusaka.
1- sang tilam sari
2- sang parungsari

Pada masa negri Pengging Witoradyo Empu Wereng berhasil menciptakan 3 pusaka yang diberi nama
1- sang lunggadung
2- sang pandowo lare
3- sang supono

Di zaman yang sama Empu Gondo Widjoyo berhasil membuat 3 keris dan 3 patrem (senjata wanita) yang di beri nama
1- sang mengeng
2- sang crubuk
1- sang buntolo
yang berwujud patrem
1- Nyai carang buntolo
2- Nyai pulut bendo
3- Nyai puthut

itu semua keris2 kuno yang di jadikan pedoman oleh para empu dimasa selanjutnya

Prabu Munding Wangi raja Pajajaran memerintahkan kepada Empu Sri Kaneko dan berhasil membuat Dua pusaka yang di beri Nama
1- Kyai kalut
2- Kyai bangwetan
Empu Kayat Sari dgn satu pusaka
1- Kyai Sinom wora-wari

Prabu Sri Pamekas raja pajajaran memerintahkan kepada Empu Hanjani dgn 2 pusaka
1- Kyai Jalak ngore
2- Kyai carito klenthang

Prabu Ciung Wanoro memerintahkan kepada Empu Marcukundo berhasil dgn 2 pusaka
1- Kyai Jangkung
2- Kyai pandowo cinarito
Empu Welang dgn dua pusaka
1- Kyai Kukuhan
2- Kyai Nogo siluman

di zaman itu di wilayah Cirebon juga ada Empu yang menetap dihutan krn tdk mau mengabdi pd kerajaan di pasundan
diantara nya Empu Bayuaji yang tinggal di hutan dan bergaul dgn hewan serta para lelembut penunggu hutan... dan dgn bantuan para lelembut beliau berhasil membabar Sebilah pusaka yang dahsyat.. yang diberi nama Kyai Setan Kober

tidak jauh dr tempat Empu Bayuaji jg bermukim Empu Damar jati... tetapi keduanya saling bertentangan
karya Empu Damar jati berupa 2 pusaka yang diberi Nama
1- Kyai sabuk lonthang
2- Kyai lamak godong

Prabu Sri Samaratsaha yang bertahta di Kedhiri memerintahkan kepada Empu Sutoposono dan berhasil membuat pusaka ampuh yang di beri nama
1- Kyai Tapodriyo

Prabu Sri Kamesywara raja Kedhiri memerintahkan kepada Empu Demang dan karya terbaik adalah Sebilah keris yang diberi Nama
1- Kyai Gliyeng

berikut para empu yang pada zaman Mojopahit

Sang Rama Wijaya pendiri Mojopahit memerintahkan Empu Honggorekso dan diantara pusaka tsb adalah
1- Kyai Jalak sangu tumpeng
2- Kyai Jalak sumelang gandring
3- Kyai Mangkurat
4- Kyai mangkunegoro

Empu Dhomas
1- Kyai Gajah

pada masa Prabu Joyonegoro

Empu Surodriyo
1- Kyai kasuto

Empu Pujodewo
1- Kyai Gagak ngore
2- Kyai Gondowiso

Empu Pujosekti
1- Kyai keblabak

di zaman prabu Hayam Wuruk

Empu Supodriyo
1- Kyai Gonjowiso
2- Kyai topodrono

Empu Sapangrani
1- Kyai Tohjiwo
2- Kyai Wungkul

Empu Sopohadi
1- Kyai Blawong
2- Kyai Buntu

zaman Prabu Browidjoyo 4

Empu Pangeran Sedayu (Empu Supo)
1- Kyai Sengkelat
2- Kyai Nogo sosro
3- Kyai Jaruman
4- Kyai Sabuk inten
5- Kyai Panimbal

Empu Djikjo
1- Kyai Sepokal
2- Kyai Mundharang
3- Kyai Butoijo
4- Kyai Hanoman


para Empu Tuban sezaman dgn Mojopahit
Empu Putu Galuh
1- Kyai Bango mampang

Empu Demangan
1- Kyai Bandar

Empu Kuwung
1- Kyai Tedhak sungging

Empu Solohito
1- Kyai Ulosabet

Empu Bekeljati (empu modin) murid Sunan Bonang
1- Kyai Rowanggo
2- Kyai Sumpono bungkem

para Empu madura zaman Mojopahit

Empu Sriloko
1- Kyai Bodig

Empu Kaloko
1- Kyai kuwung-kuwung

Empu Akoso
1- Kyai Gagak banyu

Empu zaman Blambangan

Empu Bromokedali
1- Kyai Hargokedali
2- Kyai Madubronto

Empu Luwuk
1- Kyai lawung
2- Kyai Gantar

Empu Lunglungan
1- Kyai Madurojo

Empu Kebolungan
1- Kyai Kocak

Empu Pitranggeni (empu supo waktu menyaar)
1- Kyai Jalak Anggon
2- Kyai nogosruwe
3- Kyai ulowadon
4- Kyai pucuk

di zaman demak para empu tdk banyak membabar jenis pusaka baru.. dan hny membuat pusaka untuk para prajurit dan senopati dgn meniru keris yang telah ada

di zaman kesultanan Pajang
Empu Kyai Humyang /Umyang (nama Empu Djoko Supo)
1- Kyai Ombak Banyu

Empu Loo bang
1- Kyai Bangonoleh

Empu Canthoko
1- Kyai Kluwakmas

Empu lo ning
1- Kyai Sanggo

Empu Japan
1- Kyai Blaraksempal

Empu Tepas
1- Kyai Udan angin

Empu Zaman Mataram

Empu Guling
1- Kyai Guling Mataram
2- Kyai Brojowiso

Empu Lo ning
1- Kyai lakso

Empu Teposono
1- Kyai Panurun
2- Kyai Pandengan
3- Kyai Bardas

Empu Tanggulmoyo
1- Kyai Jabar

zaman Sultan Agung

Empu Sendang
1- Kyai Babar layar

Empu Setrobanyu
1- Kyai Rogo ulah
2- Kyai semar mesem

Empu Setrogeni
1- Kyai Dadap ngerang

Empu Kithing
1- Kyai Kandang bejo

Empu Kyai Enom (raden Djoko Supo)
1- Kyai Manglar mongo
2- Kyai Nogo penganten
3- Kyai Nogo gini
4- Kyai Nogo sosro
5- Kyai Nogo welang
6- Kyai Nogo kikik
7- Kyai Nogo rojo

zaman kartosuro
Empu Luyung
1- Kyai Wadas polah
2- Kyai Jamurdipo

Empu Luyung ke 2
1- Kyai Bawuk

Empu Kasub
1- Kyai Padang
2- Kyai Brojokeso

Empu Ardi
1- Kyai Margopati

dan masih banyak lagi para empu yang tdk bisa ditemukan hasil karyanya.. krn di masa lalu para empu menyembunyikan diri serta di masa penjajahan byk pusaka yang dibawa ke Belanda serta byk yang di bawa lari para pejuang ke wilayah pegunungan.
alhasil byk pusaka yang di pedusunan akhirnya dijual belikan dikarenakan ketidak pahaman mereka tentang sejarah budaya dan perjuangan masa lalu.
semoga para pembaca pecinta budaya semakin memperhatikan nilai2 sejarah dan berusaha melestarikan peninggalan para sesepuh kita yang berwujud wesiaji.
sekian